Aku rasa kegalauan orang tua akan terasa saat akan menyekolahkan anak mereka untuk pertama kali, yang jelas semua orang tua akan memilih pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Apalagi jika itu di usia yang masih dini, usia dimana pembentukan karakter dari si Anak. Jangan sampai kita salah memberikan pendidikan yang paling dasar. Pernah mendengar golden age, usia keemasan yaitu usia 0-5 tahun, usia dimana usia terbaik untuk perkembangan otak dan juga fisik seorang anak. menurut artikel yang aku pernah baca, untuk usia tersebut anak tidak dianjurkan untuk di jejali materi-materi tentang membaca menulis dan berhitung. Akan tetapi aku sendiri juga sedikit heran, dari yang aku tau (maaf kalau salah) materi di kelas 1 SD sekarang lebih rumit sehingga seorang anak ketika masuk kelas 1 lebih baik jika sudah bisa membaca, menulis dan berhitung. Sehingga sekarang banyak ortu yang mewajibkan anak-anaknya bisa calistung di usia dini bahkan sampai di les kan (privat) untuk bisa calistung di luar jam pelajaran.
Setelah berkecamuk dengan banyak pemikiran di benakku aku memahami bahwa tipe parenting orang tua beda-beda tidak bisa disamakan. Ada yang merasa bangga jika anak dari usia dini sudah pandai calistung tapi ada juga ortu yang berpendapat usia 0-5 tahun anak hanya boleh untuk bermain. Aku bukan tipe orang yang menyalahkan pendapat orang lain, karena tiap ortu berhak mendidik anaknya masing-masing sesuai taste mereka. Lalu Ikut manakah aku??? kayaknya di tengah-tengah aja deh...cari sekolah yang banyak mengeksplore kegiatan motorik anak, yang ga terlalu banyak menuntut menghafal, menulis berhitung dan membaca. Jika pun ada materi itu dilakukan dengan fun, sambil bermain. Sehingga si anak tidak merasa jika sedang belajar. Nah pertanyaan selanjutnya sekolah mana yang tepat dan sesuai dengan keinginan tersebut????
Ehmmm...pilihan sulit dan itu pun membuat aku galau berbulan-bulan, karena ya usia kakak bulan Mei nanti sudah 4 tahun, awalnya aku dan suami punya keinginan untuk menyekolahkan saat usia 5 tahun langsung ke TK tapi difikir-fikir lagi si kakak perlu bersosialisasi dengan teman-teman baru karena selama ini terbiasa sendiri di rumah. Akhirnya diputuskan oke lah dimasukkan kelompok bermain saja saat usia 4 tahun. Observasi di berbagai sekolah cukup menguras pemikiran, sekolah A begini, sekolah B begini sekolah C begini.
Ada satu sekolah yang bagus pendidikan agama cuma dari segi kebersihan dan interaksi ke siswa kurang, siswa cenderung dibiarkan mungkin maksudnya biar mandiri, cuma akunya tidak sreg melihat kurangnya interaksi dari guru ke siswa terutama si kakak. Karena 3 kali kakak mencoba untuk gabung di sekolah tersebut dan ke ortu wali pun interaksinya kurang...entahlah apa kebetulan atau gimana. Selain itu jam belajarnya cukup panjang 07.30 sampai 11.45 meski dapat makan siang kok aku merasa terlalu lama ya untuk anak usia 4 tahun??? Nah hari ke tiga mencoba ikut gabung si Kakak di tunggu sama Uti nya (Neneknya), uti juga merasakan apa yang aku rasakan, bahkan beliau sempat melihat kamar mandi yang lumayan kotor (mungkin kebetulan belum sempat dibersihkan), jadi semakin membulatkan tekadku untuk mencari alternatif sekolah lain.
Untuk sekolah selanjutnya aku perlu riset dulu, mencari info kesana kemari ke teman-teman yang anaknya pernah bergabung di kelompok bermain. Setelah sesi wawancara dengan beberapa teman akhirnya pilihan mulai mengerucut ke sebuah sekolah, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah dan kebetulan sekolahnya memiliki instagram sehingga bisa sedikit mengintip kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Kelihatannya sangat menarik, anak-anak banyak diajak belajar secara kontekstual yaitu pembelajaran nyata dilingkungan seperti diajari menanam bunga, memanen telur puyuh, belanja ke minimarket, ke tempat pembibitan ikan dan lain-lain. Selain itu dari segi seni juga ada ekskul seperti menyanyi, menari dan juga menggambar. Jam belajarnya standar jam 08.00-11.00 ditambah 30 menit untuk ekskul.
Saat datang kesana dan mencoba untuk mencari informasi mereka menerima dengan tangan terbuka, interaksi yang aku lihat dengan siswa lebih hangat, dan terasa homei banget suasananya. Si Kakak kelihatannya juga nyaman untuk sementara ini. Rencananya tetep akan mencoba trial yang diberikan selama 3 kali pertemuan. Jadi sistemnya mereka kasih trial 3 x pertemuan untuk anak-anak bisa beradaptasi nah kalau nanti siswa baru tersebut sudah nyaman baru dipersilahkan untuk bergabung...ga harus bulan juli sewaktu-waktu gabung boleh.
Ok dicoba dulu Bismillah semoga ini yang terbaik untuk si kakak....
skip to main |
skip to sidebar
Senin, 09 April 2018
Labels
Blog Archive
Effrilav. Diberdayakan oleh Blogger.
To my mind, Teacher, Wife and Moms
Pages
Otros blogs del grupo:
About Me
- Effrila
0 komentar:
Posting Komentar